Bigo Selatan, 29 April 2025 —
Dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang menjadi prioritas utama Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bapak Yandri Susanto, Pemerintah Desa Bigo Selatan telah lebih dahulu mengambil langkah konkret melalui program pengembangan hortikultura bagi kelompok tani di desa.
Program ini dipimpin langsung oleh Sangadi Bigo Selatan, Bapak Yusman Hunowu, SP, yang menegaskan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan lahan pertanian harus menjadi fokus utama masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mencapai kesejahteraan bersama.
"Desa Bigo Selatan sudah memulai upaya swasembada pangan jauh sebelum program nasional ini digaungkan. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk membangun desa dari sektor riil, bukan sekadar wacana," ujar Bapak Yusman Hunowu dalam penyampaianya saat di tanya tentang kegiatan pengembangan hortikultura bagi kelompok tani.
Pengembangan hortikultura di Desa Bigo Selatan mencakup berbagai komoditas seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman produktif lainnya serta ada pula pengelolaan perikanan darat jenis Nila/Mujair yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung ekonomi warga desa. Selain meningkatkan ketahanan pangan, program ini juga ditujukan untuk membuka peluang usaha baru dan memperkuat ekonomi desa secara berkelanjutan.
Bapak Yusman Hunowu menegaskan pula moto kepemimpinannya:
"Untuk mengukur keberhasilan warga desa saya, saya menilai dari kinerja pemanfaatan lahan untuk kesejahteraan, bukan dari diskusi politik yang tidak menjadi ranah penting bagi petani."
Dengan semangat tersebut, Pemerintah Desa Bigo Selatan mendorong seluruh kelompok tani dan masyarakat untuk bekerja lebih keras, berinovasi, dan memanfaatkan potensi alam desa secara optimal, apalagi di tahun ini kita akan melakukan progran bisnis lembaga ekonomi desa (BUMDES) lewat program ketahanan pangan desa. Program ini sekaligus menjadi bentuk nyata dukungan Desa Bigo Selatan terhadap visi besar swasembada pangan nasional yang dimulai dari akar rumput, yaitu desa-desa di seluruh Indonesia.
"Marilah kita bekerja, bertualang, dan memanfaatkan lahan untuk masa depan yang lebih sejahtera," tutup Sangadi.